Erdogan Rancang Melawat Rejim Haram Aparteid Israel Tidak Lama Lagi
Jangan lupa sertai Tiktok, Youtube, Telegram, Twitter, Instagram dan Facebook kami untuk berita terkini.
NEW YORK, 23 September 2022 – Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan memberitahu sekumpulan pemimpin Yahudi mengenai perancangannya melawat rejim haram aparteid Israel tidak lama lagi.
Erdogan mengatakan sedemikian dalam pertemuannya dengan Presiden Kongres Yahudi Sedunia, Ronald S Lauder bersama-sama barisan pemimpin Yahudi yang lain baru-baru ini, lapor agensi berita Turkiye.
Menerusi sebuah ciapan di laman Twitter, Kongres Yahudi Sedunia berkata, “Mengatasi jurang antara Timur dan Barat, Turkiye mempunyai peranan penting dalam merapatkan jurang ketika kami berusaha membina masa depan yang lebih baik untuk semua.”
Straddling the divide between East and West, Türkiye 🇹🇷 has an essential role to play in bridging divides as we work to build a better future for all.
Thank you, President @RTErdogan, for the productive meeting together with @tyahuditoplumu on the sidelines of this year’s #UNGA https://t.co/a9Af2GXFwN
— World Jewish Congress (@WorldJewishCong) September 19, 2022
Bukan itu sahaja, mereka turut berterima kasih kepada presiden negara Islam itu di atas ‘pertemuan yang produktif’.
Straddling the divide between East and West, Türkiye 🇹🇷 has an essential role to play in bridging divides as we work to build a better future for all.
Thank you, President @RTErdogan, for the productive meeting together with @tyahuditoplumu on the sidelines of this year’s #UNGA https://t.co/a9Af2GXFwN
— World Jewish Congress (@WorldJewishCong) September 19, 2022
Erdogan juga dikatakan bertemu dengan Perdana Menteri rejim haram aparteid Israel, Yair Lapid buat kali pertama sejak 2008 di luar Perhimpunan Agung Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB), ujar Pejabat Perdana Menteri rejim haram.
Pertemuan antara kedua pemimpin itu menyusuli pengumuman rejim haram aparteid mengenai pelantikan Irit Lillian, duta baharu Israel ke Turkiye setelah dua negara itu mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik sepenuhnya sebelum ini.